Rabu, 28 Januari 2015

[FEBRUARI 2015 TRAINING AGENDA] SMART METHODOLOGY TRAINING: ANP, DEA, SEM (3-5 & 10-12 FEBRUARI 2015)

Training ANP (Analytical Network Process): 3 & 10 Februari 2015
Training DEA (Data Envelopment Analysis): 4 & 11 Februari 2015
Training SEM (Structural Equation Modeling):  5 & 12 Februari 2015



 PENGANTAR


ANP Training Description
Analytic Network Process merupakan pendekatan baru dalam proses pengambilan keputusan yang memberikan kerangka kerja umum dalam memperlakukan keputusan-keputusan tanpa membuat asumsi-asumsi tentang independensi elemen-elemen pada level yang lebih tinggi dari elemen elemen pada level yang lebih rendah dan tentang independensi elemen-elemen dalam suatu level. ANP menggunakan jaringan tanpa harus menetapkan level seperti pada hierarki yang digunakan dalam Analytic Hierarchy Process (AHP), yang merupakan titik awal ANP.


Konsep utama dalam ANP adalah influence ‘pengaruh’, sementara konsep utama dalam AHP adalah preferrence ‘preferensi’. AHP dengan asumsi-asumsi dependensinya tentang cluster dan elemen merupakan kasus khusus dari ANP. Kelebihan ANP dari metodologi yang lain adalah kemampuannya untuk membantu kita dalam melakukan pengukuran dan sintesis sejumlah faktor-faktor dalam hierarki atau jaringan. Tidak ada metodologi lain yang mempunyai fasilitas sintesis seperti metodologi ANP. Sementara itu, kesederhanaan metodologinya membuat ANP menjadi metodologi yang lebih umum dan lebih mudah diaplikasikan untuk studi kualitatif yang beragam, seperti pengambilan keputusan, forecasting, evaluasi, mapping, strategizing, alokasi sumber daya, dan lain sebagainya.



Beberapa manfaat metode ANP bagi para pengambil keputusan (baca: para manajer dan pimpinan lembaga, direksi dalam suatu perusahaan, industri dan organisasi) adalah: menyusun ide menjadi sebuah keputusan berkualitas, merumuskan masalah-masalah manajemen yang muncul kemudian disusun menjadi prioritas-prioritas hierarkis, dan memastikan solusi yang paling tepat diambil dalam jangka pendek dan panjang sehingga problem relatif cepat terpecahkan.
SEM Training Description
Permasalahan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, psikologi, dan beberapa bidang ilmu lainnya tidak selamanya dapat dihitung secara matematis. Teori dan model dalam bidang ilmu tersebut pada umumnya diformulasikan menggunakan konsep-konsep teoritis atau konstruk-konstruk yang tidak dapat diukur atau diamati secara langsung. Meskipun demikian, kita masih bisa menemukan beberapa indikator atau gejala yang dapat digunakan untuk mempelajari konsep-konsep teoritis tersebut.


SEM (Structural Equation Modeling) merupakan model analisa sebab akibat yang dapat menampilkan model secara komprehensip bersamaan dengan kemampuan untuk mengkonfirmasi dimensi atau faktor dari sebuah konsep yang diujikan melalui indikator-indikator empiris. Analisa SEM merupakan kombinasi dari analisa faktor (Confirmatory Factor Analysis), analisa jalur (Path Analysis) dan analisa regresi. Kemampuannya yang dapat menganalisa model yang rumit menjadikan SEM banyak digunakan diberbagai bidang aplikasi. Umumnya analisa SEM digunakan untuk menguji sebuah konsep teoritis/melakukan confirmasi terhadap sebuah konsep teoritis.



DEA Training Description
Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan alat manajemen untuk mengevaluasi efisiensi suatu unit bisnis yang paling popular dewasa ini. Evaluasi efisiensi tidak hanya dapat dianalisa pada satu unit bisnis saja, namun bagi beberapa unit bisnis untuk dibandingkan satu sama lain lalu diketemukan mana yang paling efisien, sehingga unit bisnis yang tidak efisien dapat merujuk pada unit bisnis yang efisien. Unit bisnis-unit bisnis yang akan dijadikan sebagai pengambilan keputusan dalam DEA disebut DMU (Decision Making Unit)/Unit Pengambilan Keputusan. Unit bisnis apapun dapat dianalisis kinerjanya dengan DEA seperti misalnya manufacturing units, departments of big organizations such as universities, school, bank branches, hospitals, power plants, police stations, tax offices, prisons, defense bases, a set of firms or even practicing individuals such as medical practitioners.


Training ini cocok bagi siapa saja yang berkepentingan untuk mengukur efisiensi (kinerja) perusahaan, unit bisnis, organisasi agar mendapatkan gambaran bagaimana kondisi perusahaan saat ini, apakah sudah efisien atau belum. Jika belum efisien apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan agar mencapai titik efisien. Oleh karenanya training ini sangat cocok bagi para direktif, pengambil keputusan, manajemen suatu organisasi/perusahaan, pelaku industri, pengusaha dan mereka yang berkepentinan.



MATERI PELATIHAN


Materi SEM
·         Konsep Dasar Penggunaan SEM - Variabel laten - Variabel teramati - Model structural - Model pengukuran - Notasi SEM - Bentuk umum SEM (full atau hybrid model) - Path model - Confirmatory Factor Analysis (CFA) - Explanatory Factor Analysis (EFA) - Reflectif vs formatif - Second order CFA (2ndCFA) - Direct, indirect dan total effect - Tahapan dalam prosedur SEM - Spesifikasi modelIdentifikasiEstimasi - Uji kecocokan model pengukuran - Uji kecocokan model structural - One step vs two step approach - Jenis Analisa Korelasi dalam SEM - Validitas dan Reliabilitas dalam SEM - SEM untuk data ordinal - Praktik dengan software LISREL - Beberapa Tema Riset yang Dapat Dilakukan dengan SEM - Diskusi.


Materi ANP
·         Konsep Dasar ANP - Beberapa Fitur ANP - Perbedaan ANP dan AHP - Landasan ANP: Resiprokal, Homogenitas, Struktur Hierarki - Prinsip Dasar: Dekomposisi, Penilaian Komparasi, Komposisi/Sintesis - Fungsi Utama ANP - Konsistensi dalam ANP -Bentuk-bentuk Jaringan: Holarki, Hierarki, Analisa BCR, Jaringan Umum - Prosedur Mendapatkan Skala Rasio -Supermatriks dalam ANP - Aplikasi AHP dan ANP - Tahapan Penelitian: Konstruksi Model, Kuantifikasi Model, Analisis - Menghitung Geometric Mean - Rater Agreement - Mengenal Super Decision - Mengenal Node, Cluster, Connection, etc - Menyusun Kuesioner ANP - Materi Praktik dengan Software - Contoh-contoh Penelitian yang Menggunakan ANP - Beberapa Tema Riset yang Dapat Dilakukan dengan ANP - Diskusi dan Sharing.


Materi DEA
·         Konsep Dasar Efisiensi - Jenis Efisiensi - Beberapa Metode Pengukuran Efisiensi - Perbedaan SFA, DFA dan DEA - Metode Parametrik dan Non-Parametrik - Mengukur Aktivitas Perbankan & Industri lain - Kelebihan dan Kekurangan beberapa Metode Pengukuran Efisiensi - DEA Single Input and Single Output - DEA Single Output and Two Inputs - Efisiensi Teknis - Efisiensi Alokatif – Formulasi Matematis untuk DEA - Minimisasi Input - Maksimisasi Output - Fractional DEA Program - Primal-Dual DEA Models - Mengenal Konsep Constant Return to Scale (CRS) - Konsep Variable Return to Scale (VRS) - Increasing Return to Scale (IRS) - Decreasing Return to Scale (DRS) - Input-Oriented Measures - Output-Oriented Measures - Karakteristik DEA - Dua Model DEA - Two Stages DEA (DEA Dua tahap) - Penentuan DMU, Approach, Variabel input-output, Data Collection, CCR/BCC, Sintesis - Materi Praktik dengan Software.





MANFAAT PELATIHAN


ANP BENEFIT
Metodologi AHP/ANP dapat diterapkan pada bidang ilmu apapun termasuk di industri dan perusahaan. Masalah yang terkait dengan pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan atau industri dapat diselesaikan dengan AHP/ANP.


Berikut contoh-contoh masalah dalam industri pada umumnya yang dapat diselesaikan dengan metodologi AHP/ANP: Predicting, Decision Making, Selection criteria to corporate strategies, Supplier selection, Vendor selection, Source selection, Business and public policy, Program selection, Evaluating, Strategic planning, Choosing a product marketing strategy dan Resource Allocation: Planning and Conflict Resolution.


SEM BENEFIT
SEM dapat digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang pada hakikatnya tidak dapat terukur sehingga memerlukan indikator-indikator sebagai alat ukurnya. Dalam praktiknya, pada umumnya SEM dapat digunakan dalam beberapa aspek.


Dalam ilmu manajemen SEM dapat digunakan untuk: mengukur kinerja karyawan, mengukur kepuasan kerja karyawan, mengukur motivasi, mengukur komitmen, mengukur Quality work of life karyawan, mengukur perilaku, mengukur kompetensi kerja, mengukur budaya organisasi, mengukur gaya kepemimpinan, Dsb


Selain dapat digunakan dalam ilmu manajemen, baik itu manajemen sumber daya manusia, manajemen bisnis, manajemen akuntansi, maanjemen kinerja, dan sebagainya, SEM juga dapat digunakan dalam ilmu marketing, psikologi, perilaku, budaya, sosial, ekonomi, politik dan sebagainya.


DEA BENEFIT
Metodologi DEA dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja suatu unit bisnis/organisasi/perusahaan. Evaluasi kinerja dilakukan dengan menilai efisiensi setiap unit bisnis lalu membandingkan dengan unit bisnis lainnya sehingga unit bisnis yang tidak efisien dapat merujuk pada unit bisnis yang efisien.


Metodologi DEA juga dapat memberikan informasi dan rekomendasi bagi unit bisnis yang tidak efisien terkait tentang input yang perlu dikurangi dan/atau output yang perlu ditambah agar efisien atau dikenal dengan potential improvement, berikut juga benchmark DMU.



INSTRUKTUR


Aam Slamet Rusydiana, SEI (Konsultan dan peneliti pada lembaga riset ekonomi Islam SMART Consulting, Penulis buku, Pembicara pada training-training metodologi di beberapa kampus negeri dan swasta, Berpengalaman membantu riset-riset pada beberapa Kementerian, industri dan lembaga riset nasional, Pembicara pada seminar dan konferensi ekonomi Islam)

TARGET PESERTA
Direksi Perusahaan/Industri, manajer dan para pejabat terkait, CEO, CFO, CMO, CCO, Divisi riset dan development, pengusaha, para pengambil keputusan, Dosen, Mahasiswa pascasarjana, peneliti, dan mereka yang tertarik, khususnya di bidang ekonomi, manajemen, psikologi, pendidikan, sosiologi, dan ilmu sosial lainnya, dll.



INVESTASI


Biaya untuk tiap training Rp 1.500.000,-. Jika mengikuti seluruh training (3 metode dalam 3 hari), biaya menjadi hanya Rp 4.000.000,-.



FASILITAS PELATIHAN


Training SEM: Training Kit, eModul, Software LISREL, Ebook Principles and Practice of Structural Equation Modeling,  30+ Materi penting (paper) tentang SEM, Manual A-Z olah data dengan LISREL, Lunch, Sertifikat.


Training ANP: Training Kit, eModul, FREE Software SuperDecision, BUKU Decision Making with BOCR ANP, 30+ Materi penting (paper) tentang ANP, Ebook ANP: Pengantar Teori dan Aplikasi, Manual A-Z olah data dengan SuperDecision, Lunch, Sertifikat.


Training DEA: eModul Training, Training Kit, Software Banxia Frontier (demo ver), Buku “Introduction to Data Envelopment Analysis” by Ramanathan, Ebook “Mengukur Tingkat Efisiensi dengan Data Envelopment Analysis”, Ebook “An Introduction to Efficiency and Productivity Analysis”, 40+ Materi-materi (Paper) penting tentang DEA, Lunch, Sertifikat.





PESERTA TERBATAS!



INFO & PENDAFTARAN


08777-057-4884/0812-2310-2288





Website: www.konsultan-smart.com

Minggu, 18 Januari 2015

MASIH PERLUKAH FKUB?: APLIKASI METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) UNTUK MENGURAI MASALAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) DI JAWA BARAT



PROLOG
S
alah satu kebijakan penting yang ditetapkan Pemerintah pada tahun 2006 terkait dengan masalah kehidupan beragama adalah penerbitan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan Pendirian Rumah Ibadat.
Ada tiga masalah utama yang diatur dalam PBM yaitu: (1) pedoman pelaksanaan tugas kepala daerah/wakil kepala daerahdalam pemeliharaan kerukunan umat beragama; (2) pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama; (3) pendirian rumah ibadat. Tulisan di bawah ini secara khusus menggambarkan hasil penelitian terhadap salah satusubstansi yang dimuat dalam PBM yaitu peranan FKUB dalam pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10.
FKUB adalah suatu forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah dalam rangka membangun, memelihara, dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan.[1] FKUB memiliki mandat resmi dari pemerintah untuk mengurus persoalan kerukunan umat beragama, tentu saja tanpa mengabaikan peran kelompok sipil lainnya. FKUB juga berperan untuk membangun, memelihara, dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan. Tidak hanya mengurus kerukunan umat, melainkan juga pemberdayaan untuk kesejahteraan.
FKUB yang menurut data Kementerian Agama kini telah ada di 33 provinsi dan 428 kabupaten/kota[2]memang sangat strategis sebagai garda terdepan pemeliharaan kerukunan. Sesuai tugasnya, forum ini melakukan dialog secara berkala dengan masyarakat, menyerap aspirasi dan menyampaikannya pada pihak terkait, dan turut menyosialisasikan kebijakan bidang kerukunan. Lalu, forum ini juga berperanan aktif dalam memfasilitasi dan menyelesaikan kasus-kasus antarumat beragama, termasuk kasus rumah ibadat. Tak salah jika sekarang ini peran FKUB semakin diharapkan banyak pihak.
Tabel 1. Perkembangan Jumlah FKUB 2007-2013
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
FKUB Provinsi
10
29
31
33
33
33
33
FKUB Kab/Kota
36
274
306
402
409
420
428

Harapan besar pada FKUB itu kini mulai mendapat dukungan sewajarnya dari sejumlah Pemda. Di banyak daerah, telah ada alokasi anggaran dari APBD untuk menunjang operasional FKUB, meski dengan jumlah yang bervariasi antardaerah.
Namun di sisi lain, optimalitas peran FKUB masih harus ditingkatkan. Masih banyak masalah baik yang sifatnya internal maupun eksternal yang dihadapi oleh FKUB. Hal ini misalnya ditunjukkan hasil penelitian Puslitbang Kehidupan Keagamaan yang dilakukan pada 2009 terhadap 6 FKUB provinsi dan 6 FKUB kabupaten/kota di 6 provinsi. Temuan riset ini antara lain menunjukkan bahwa meski FKUB-FKUB telah melakukan tugas-tugasnya namun belum optimal karena keterba­tasan anggaran; banyak anggota FKUB dan anggota masyarakat yang belum mema­hami PBM; dan dinamika politik lokal mengganggu kinerja FKUB. Sejum­lah problem lain juga ditemukan baik dari hasil kajian maupun dari depth interview dengan para pengurus FKUB di daerah-daerah. Berbagai perbaikan terus dilakukan oleh berbagai pihak agar FKUB dapat berjalan lebih optimal dan bermaslahat banyak bagi kerukunan umat.
Berdasarkan latar belakang di atas, nampak bahwa eksistensi FKUB belum diikuti optimalitas kualitas peran­nya dan perlu ditingkatkan manfaatnya. Padahal, tantangan tugas­nya ke depan cenderung semakin meningkat seiring prob­lema­tika dan dinamika masyarakat. Oleh karena itu, peneli­tian ini hendak mencoba memotret secara utuh dan menstrukturisasi masalah kelembagaan FKUB. Tentu saja, tujuan akhirnya diharapkan agar solusi dan strategi prioritas dapat ditemukan, dalam bingkai peme­liharaan kerukunan umat beragama di Republik Indonesia. Sehingga kehidupan beragama menjadi aman, damai dan harmonis.

PROSEDUR PENELITIAN
P
enelitian ini menggunakan metode Analytic Network Process (ANP) yang baru dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Metode ANP banyak dipakai dalam hal policy making process. Dalam metode ANP, data yang digunakan merupakan data primer yang didapat dari hasil wawancara (indepth interview) dengan pakar, praktisi, dan regulator, yang memiliki pemahaman tentang permasalahan yang dibahas[3]. Dilanjutkan dengan pengisian kuesioner pada pertemuan kedua dengan responden. Data siap olah dalam ANP adalah variabel-variabel penilaian responden terhadap masalah yang menjadi objek penelitian dalam skala numerik melalui software SuperDecision 2.1 (Saaty, 2006).
Pemilihan responden pada penelitian ini dilakukan secara purposive sample (sengaja) dengan mempertimbangkan pemahaman responden tersebut terhadap permasalahan dalam pengembangan institusi FKUB di Jawa Barat. Jumlah responden dalam penelitian ini terdiri dari lima orang, dengan pertimbangan bahwa mereka cukup berkompeten dalam mewakili keseluruhan populasi. Dalam analisis ANP jumlah sampel/responden tidak digunakan sebagai patokan validitas. Syarat responden yang valid dalam ANP adalah bahwa mereka adalah orang-orang yang ahli di bidangnya. Oleh karena itu, responden yang dipilih dalam survei ini adalah para pakar kerukunan beragama, dan pengurus FKUB daerah.
Adapun tahapan pada metode ANP adalah:
Sumber: (Ascarya, 2010)
Gambar 1. Tahapan Penelitian

HASIL PENELITIAN
Adapun kerangka model ANP untuk penelitian terkait FKUB ini adalah dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2. Kerangka Model ANP untuk Pengembangan FKUB
Berikut ini adalah hasil penghitungan bobot dari masing-masing masalah dalam setiap cluster pada sisi internal.
Gambar 3. Hasil Bobot Cluster Internal
Dalam masalah Internal, hal-hal penting menurut responden pakar (pengurus FKUB) yang perlu diperhatikan adalah: a).Manajemen konflik yang lemah (SDM), b).Tidak adanya sistem komntrol terhadap jalannya FKUB (Sistem), c).Minimnya dana operasional (Kelembagaan), d).Minimnya intensitas dialog/penyaluran dan aspirasi/sosialisasi terhadap masyarakat (Relasional), e).Adanya perbedaan pandangan sesama pengurus (Kultural), dan f).FKUB tidak memiliki tenaga kesekretariatan (Teknis).

Gambar 4. Hasil Bobot Cluster Eksternal
Sementara itu dalam masalah Eksternal, hal-hal penting yang perlu diperhatikan menurut responden pakar yang perlu diperhatikan adalah: a).Masyarakat belum memahami utuh isi PBM (Komunal), b).Status hukum PBM relatif lemah (Regulasi), c).Kurangnya sosialisasi PBM yang tersistem (Sistem), d).Problematika bernuansa agama semakin kompleks (Sosiopolitik), e).Kurangnya support Pemda dan DPRD (Pemerintah), dan f).Belum optimalnya koordinasi antarinstansi (Relasional).
Masing-masing masalah di atas merupakan masalah utama dari masing-masing cluster baik internal maupun eksternal. Adapun masalah lain dengan bobot lebih rendah di bawahnya merupakan prioritas selanjutnya yang harus dipertimbangkan oleh pihak yang berkepentingan. Masalah dengan bobot terbesar merupakan prioritas utama yang harus menjadi agenda jangka pendek. Sementara itu masalah dengan bobot lebih rendah dapat diselesaikan selanjutnya.

KESIMPULAN & REKOMENDASI
D
alam riset terkait pengembangan FKUB di Jawa Barat ini, berdasarkan hasil depth interview, masalah internal relatif lebih penting dibandingkan dengan masalah eksternal. Masalah internal dibagi ke dalam 6 cluster utama yaitu: cluster Sumber Daya Manusia, Sistem, Struktural/ Kelembagaan, Relasional, Kultural dan cluster Teknis. Sementara masalah eksternal dibagi ke dalam 6 cluster yang berbeda, yakni: cluster Komunal, Regulasi, Sistem, Sosiopolitik, Pemerintah dan cluster Relasional.
Dalam masalah internal, hal-hal penting menurut responden pakar (pengurus FKUB) yang perlu diperhatikan adalah: Manajemen konflik yang lemah (SDM), Tidak adanya sistem kontrol terhadap jalannya FKUB (Sistem), Minimnya dana operasional (Kelembagaan), Minimnya intensitas dialog/ penyaluran aspirasi/sosialisasi terhadap masyarakat (Relasional), Adanya perbedaan pandangan sesama pengurus (Kultural), dan FKUB tidak memiliki tenaga kesekretariatan (Teknis).
Sementara itu dalam masalah EKSTERNAL, hal-hal penting menurut responden pakar yang perlu diperhatikan adalah: Masyarakat belum memahami utuh isi PBM (Komunal), Status hukum PBM relatif lemah (Regulasi), Kurangnya sosialisasi PBM yang tersistem (Sistem), Problematika bernuansa agama semakin kompleks (Sosiopolitik), Kurangnya support Pemda dan DPRD (Pemerintah), dan Belum optimalnya koordinasi antarinstansi (Relasional).
Adapun beberapa rekomendasi penting kaitannya dengan masalah Internal FKUByang perlu diperhatikan oleh pihak terkait (termasuk Kemenag) adalah:
  1. Perlunya pelatihan-pelatihan Manajemen dan penanganan konflik kepada para pengurus FKUB (SDM),
  2. Perlunya sistem kontrol terhadap jalannya FKUB (Sistem),
  3. Penguatan lembaga FKUB melalui penambahan dana operasional (Kelembagaan),
  4. Peningkatan intensitas dialog/penyaluran aspirasi/sosialisasi terhadap masyarakat (Relasional),
  5. Pentingnya sikap toleransi dan sikap saling menghormati atas perbedaan pandangan sesama pengurus (Kultural), dan
  6. FKUB perlu memiliki tenaga kesekretariatan (Teknis).
Sementara itu, beberapa rekomendasi penting kaitannya dengan masalah eksternal FKUB yang perlu diperhatikan adalah:
  1. Mengoptimalkan dan mengefektifkan sosialisasi kepada aparatur sampai kelurahan/desa, sekolah, dan komunitas-komunitas masyarakat/agama/adat dengan dukungan dana dari pemerintah pusat dan daerah (Komunal & Sistem),
  2. Meningkatkan status hukum PBM No: 9 dan 8 tahun 2006 menjadi Perpres atau Undang-Undang (Regulasi),
  3. Mensosialisasi kerukunan oleh FKUB pusat untuk klarifikasi berbagai berita yang kurang tepat, serta Memperkuat peran media dan jurnalisme damai melalui kerjasama humas Kementerian Agama dengan media (Sosiopolitik),
  4. Perlunya support Pemda dan DPRD yang lebih terhadap kebutuhan FKUB (Pemerintah), dan
  5. Optimalisasi koordinasi aparatur negara (Kepolisian, pengadilan, dinas tata kota, dan lain-lain) (Relasional).




[1] Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 No.6 (Sosialisasi PBM dan Tanya Jawabnya, Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2008 :37)
[2] Laporan Tahunan Kehidupan Keagamaan di Indonesia 2013. Hal 16. Badan Litbang dan Diklat, Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama
[3] Ascarya, 2011,”The Persistence of Low Profit and Loss Sharing Financing in Islamic Banking: The Case of Indonesia”review of Indonesian economic and business studies vol.1 LIPI economic research center.